Karena, pada saat partai CDA berdebat mengenai kesepakatan koalisi, tokoh populis kanan Geert Wilders memberi ceramah tentang Islam dan integrasi di ibukota Jerman. Atas undangan René Stadkewitz, mantan anggota Partai Kristen Demokrat Jerman, CDU. Politikus Berlin ini sedang mempersiapkan pembentukan partai baru, Die Freiheit, atau Kebebasan. Dan Geert Wildres adalah inspirator utama bagi gagasan ini.
René Stadkewitz akan ikut pemilu legislatif di Berlin, yang akan diselenggarakan pada tahun 2011. Ia memperhitungkan, dengan mudah akan mampu melampui ketentuan batas ketentuan minimal suara lima persen, dan sangat girang mendapat dukungan dari Geert Wilders.
"Selama setengah tahun berikut, saya akan berbicara di lima negeri tersebut," katanya. "Karena, soal pengekangan kebebasan, soal makin meluasnya Islam, bukan hanya masalah bagi Belanda. Tapi masalah bagi seluruh dunia Barat yang bebas."
Tidak semua orang menyambut sikap seperti itu. Kamis kemarin, banyak politisi Jerman, dari kalangan pemerintah dan parlemen, mengecam kemungkinan pembentukan kabinet minoritas di Belanda. Termasuk Kanselir Nyonya Angela Merkel. Ia menyayangkan, bahwa kabinet tersebut bisa terbentuk berkat dukungan Geert Wilders.
Senin, 04 Oktober 2010
DASAR KOMPENI. Gert Wilders Bentuk Koalisi Anti Islam di Lima Negara Eropa
16.45
Redaksi
DEN HAAG. Akhirnya kita semua tahu apa yang diingikan, partai VVD, CDA dan PVV di Belanda. Sabtu 2 Oktober, kongres Partai Kristen Demokrat, CDA, di Arnhem akan membahas kesepakatan yang dibuat oleh pemimpin partai, Maxime Verhagen. Dan peserta kongres, akan mengikuti dengan cermat apa yang diucapkan oleh Geert Wilders, pada hari yang sama di Berlin.
René Stadkewitz mendukung larangan jilbab, tapi menentang larangan Al Qur'an. "Yang paling penting adalah memperkuat kehidupan bermasyarakat. Larangan seperti itu tidak perlu."
Anti Islam
Mereka berdua adalah orang yang anti Islam. Suatu jaringan berbagai kelompok yang berusaha menentang Islamisasi Eropa. Ia menyebut nama lima negeri: Kanada, Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman dan Prancis. Ia berusaha membangun kontak di lima negeri tersebut, agar bisa melancarkan aksi bersama.
Dirk Stegemann, atas nama berbagai kelompok tersebut menyatakan: "Bagi saya ia (Wilders) seorang rasis. Ia berusaha membungkusnya sebagai kritik terhadap Islam. Ia menciptakan gambaran bahwa Islam itu homogen dan melekatkan citra umum bagi berbagai kelompok orang. Kami di Jerman menamakan hal tersebut, rasisme budaya religius." (voa-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar